Laga.id, Surabaya – Persebaya Surabaya sedang mencoba sistem baru di Liga 1 2024/2025. Mereka akan memberlakukan promosi-degradasi (promdeg) dengan tim junior. Artinya, ada kesempatan pemain muda masuk ke skuad senior.
Sistem ini hasil kolaborasi Persebaya Future Lab yang dipimpin oleh Ganesha Putera. Ada tujuh kategori yang terbagi, yakni mulai dari Persebaya 1 sampai yang terendah adalah Persebaya 7.
Nah, Persebaya 1 yang dimaksud adalah tim senior yang berada di bawah arahan pelatih Paul Munster dan berkompetisi di Liga 1. Sedangkan enam kategori sisanya adalah tim junior yang berisikan pemain muda di bawah kendali Ganesha Putera.
Dari setiap kategori Persebaya itu, bisa terjadi promosi dan degradasi. Pemain-pemain potensial yang ada di Persebaya 2, bisa saja dipromosikan ke Persebaya 1.
Rancangan ini sudah terjadi pada Widi Syarief yang pernah membela tim senior Persebaya. Dia sempat dipinjamkan ke klub Liga 2, namun kini telah kembali ke Surabaya dan ditempatkan di Persebaya 2.
Skuad Persebaya 2 sendiri sempat beruji coba dengan para pemain cadangan Persebaya 1, Senin (5/8/2024). Hasil uji coba itu rupanya mampu memikat pelatih Paul Munster.
“Kami memberi kesempatan untuk Widi berlatih di Persebaya 1. Aleandro Alan dan Paulinus Aplikapi sementara kembali ke Persebaya 2. Saya sudah berdiskusi dengan Ganesha, sistem seperti ini akan terus kita jalankan dan matangkan,” ungkap Munster.
Ganesha menyambut baik kerja sama erat tim utama Persebaya dengan Persebaya Future Lab. Para pemain yang ada di Persebaya 2 maupun di bawahnya akan lebih termotivasi untuk berlatih keras demi memaksimalkan peluang menembus Persebaya 1.
“Pembagian Persebaya 2 dan Persebaya kategori lainnya, tidak berdasarkan kelompok usia, melainkan kemampuan sepak bolanya. Karena itu, dalam satu kategori, bisa saja ada pemain U-16, U-18, atau U-20,” kata Ganesha.
Dalam satu kategori, ada sekitar 15 pemain. Setiap pekan, dilakukan evaluasi. Jadi, bisa saja seorang pemain pekan pertama Agustus ada di tim Persebaya 3, pada pekan kedua Agustus bisa ada di Persebaya 2, atau sebaliknya turun.
“Dengan sistem seperti itu, pemain akan terus berkompetisi, meninggalkan zona nyaman, mendorong diri mereka untuk lebih baik,” imbuh Ganesha.
Apa yang diterapkan Persebaya ini mirip dengan sistem yang diberlakukan di sepak bola Inggris. Klub-klub Premier League biasanya memiliki reserve team atau U-21 yang jadi tempat para pemain muda.
Tak cuma pemain muda, para pemain senior juga bisa bergabung dengan reserve atau U-21. Situasi itu terjadi biasanya saat pemain senior baru sembuh cedera dan perlu mengembalikan insting memegang bola dan tidak perlu langsung bergabung tim utama.
Sistem yang sama sebenarnya juga diterapkan di Elite Pro Academy (EPA) yang juga membolehkan memainkan pemain senior. Dengan begitu, ada juga kans pemain junior belajar langsung dengan seniornya, sekaligus memudahkan promosi pemain muda berbakat.